
Batam (SIHAT NEWS) – Sabtu, (26/02/2022) Praktek da’i dan da’iyah muda SMA Islam Hang Tuah dilaksanakan. Berlokasi di Sekolah Islam Hang Tuah Batam, sebanyak 23 siswa mengikuti ujian praktek dakwah. Sebelum masuk pada inti acara, Ust. Adib Masyakuri, S.Ag selaku tim penilai memberikan tips atau cara untuk menghadapi audiens saat tampil dikhalayak ramai. “yang paling penting adalah mental. Kalau maju kedepan nanti, anggap saja yang didepan kita adalah adik kelas atau anak kecil. Jangan sampai tidak tersampaikan materinya.” Tutur Adib.
Dalam ujian praktek dakwah ini, para siswa diberikan tema yang berbeda-beda. Untuk penilaian sendiri, terdapat beberapa indikator yang menjadi penentu apakah calon da’i muda mampu memenuhi standar yang telah ditetapkan atau belum. Waktu yang disediakan pun lumayan terbilang singkat, hanya 5-7 menit setiap peserta. Bagi peserta yang dinyatakan lulus akan mendapatkan sertifikat kelulusan.

“sabar artinya adalah menahan diri dari emosi, keinginan, serta dapat bertahan dalam situasi sulit tanpa mengeluh, dalam kondisi atau sesulit apapun tetaplah kita bersabar. Pasti ada hikmah dibalik terjadinya suatu musibah. Dalam Islam ada 3 macam sabar, yaitu sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWt, misalnya, dalam melaksanakan shalat, puasa dan mengaji. Yang kedua sabar dalam menghadapi musibah, misalnya seperti tertimpa musibah longsor, gempa bumi dan lain-lain. Yang ketiga, sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat. Misalnya, menjaga diri dari perbuatan zina, judi, meminum minuman keras dan lain sebagainya. Dalam Islam sabar itu tidak memiliki batas, jika masih terbatas, maka bukan sabar Namanya” tutur Agus Ramadhan, salah satu peserta ujian praktek dakwah dengan tema Sabar.

Pemuda Islam merupakan kekuatan utama umat. Pemuda lah yang menjadi penggerak yang penuh energi dan semangat. Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baazz rahimahullau Ta’ala berkata : “Musuh-musuh Islam telah mengetahui fakta ini. Mereka pun berusaha merintangi jalan para pemuda muslim, mengubah pandangan hidup mereka, baik dengan memisahkan mereka dari agama, menciptakan jurang antara mereka dengan ulama dan norma-norma yang baik di masyarakat. Mereka memberikan label yang buruk terhadap para ulama sehingga para pemuda menjauh, menggambarkan mereka dengan sifat dan karakter yang buruk, menjatuhkan reputasi para ulama yang dicintai masyarakat, atau memprovokasi penguasa untuk berseberangan dengan mereka.” (Fatwa Syaikh Ibnu Baaz, 2/365).
Dengan adanya program ini, diharapkan Sekolah Islam Hang Tuah Batam mampu mencetak lebih banyak lagi da’i-da’i muda yang mampu mengharumkan nama Sekolah Islam Hang Tuah Batam. (SIHAT NEWS/Riska)